*** Anda Adalah Apa yang Anda Pikirkan *** Sebaik-baiknya Manusia Adalah manusia yang Bisa Bermanfaat bagi Sesama ***

Kamis, 21 November 2013

Kehidupanku, kebahagian, harapan dan impian


Saat aku terlahir ke dunia,
Tak ada yang aku mengerti
Tak ada impian maupun harapan dariku
Aku hanya bertumpu pada dua jiwa yang suci
Bersama mereka ku lewati setiap hariku
Dengan hangat mereka menjagaku
Menyayangi dengan penuh kasih
Bersama kedua anak laki-laki yang mereka miliki
Aku selalu dimanjakan
Dengan sejuta impian yang mereka inginkan
Kelak aku mempu membuat mereka tersenyum bangga

Seiring berjalan waktu
Aku mulai mengerti Bahasa, suara dan gerakan  yang mereka lakukan
Ayah, Ibu, Kakak
Mungkin itu kata pertama yang mereka ajarkan
Kata yang sederhana untuk diucapkan
Namun mempunyai setumpuk senyum dalam lantunannya

Dari saat membalikkan badan, merangkak hingga berdiri
Ku mulai dengan bantuan  tangan mereka
Saat kedua kakiku sudah berani untuk melangkah
Merekalah orang yang memegangi tangganku
Dan memberiku semangat untuk terus berani melangkahkannya. Hingga aku mampu untuk berjalan bahkan berlari.

Ketika usiaku lima tahun, ayah dan ibuku mulai memasukkan aku ke sekolah anak
Setiap beberapa  hari dalam seminggu aku melewatinya dibanku TK
Dari mulai 0 kecil hingga 0 besar ku jalani disana
Disekolah  aku mulai mengenal apa itu seni
Aku belajar menyalurkan bakatku dengan ikut serta dalam acara seni sebagai penari
Dan ternyata aku memang menyukai jenis seni ini
Pada seni tari kuberikan waktuku dari mulai TK, SD SMP hingga SMK aku selalu berada pada aliran seni ini.

Keluargaku adalah segalanya bagiku
Mereka selalu ada untuk menggandeng tanganku
Masa-masa sekolah dasar ku lewati dengan bahagia
Masih ku ingat  tingkahku yang manja
Aku tak pernah mau berangkat sekolah tanpa ditemani kakak kesayanganku
Dan begitupun pulangnya, aku selalu rajin menunggunya dengan harapan bisa digendong kerumah olehnya.

Saat usiaku sepuluh tahun, aku diberi satu hadiah yang tidak bisa dinilai dengan apapun
Aku diberi seorang adik kecil yang cantik
Adik kecil yang menjadi teman mainku dan membuatku semangat untuk cepat pulang dari sekolah.

sampai aku beranjak remaja, mereka pun masih tetap ada disampingku
Masa itu kulewati layaknya  remaja yang mulai beranjak pada umumnya
Gadis kecil yang menulis diari dan menyukai music
Ayah, terima kasih karena dulu sudah rela diam-diam menulis lirik lagu yang diputar melalui CD Player untukku
Yaa itu kebiasaanku, dan kebiasaan itu membuatku lelah hingga tertidur didepan televisi.
Kumpulan buku lirik lagu yang aku buat dengan goresan tanganku dan ayahku menjadi salah satu bukti bahwa ayah menyayangiku.

Hingga pada saat aku menginjakkan kaki disekolah menengah tingkat atas  dan jauh dari jangkauan mereka
Sekolah menengah tingkat atas yang aku pilih sendiri dengan persetujuan mereka dan tentunya memgandung banyak syarat yang harus aku penuhi
Sekolah yang aku pilih memang jauh dari mereka dan karena itulah  Aku mulai menyadari bahwa hidup jauh dari rumah itu sangatlah menderita
Untunglah aku dibantu oleh kakak keduaku dengan menjalani hari-hariku sebagai anak kos bersamanya
Disana aku belajar mengerti untuk menjawab pertanyaan
Aku siapa..?
Berada dimana..?
Dan untuk apa berada disini..?
Pertanyaan inilah yang menjadikan motivasi untukku tetap berada disana.

dan akhirnya Aku mulai membiasakan diri jauh dari orang tua dan melakukan segala sesuatu dengan bantuan kakak keduaku.
Namun itu tak berlangsung lama, aku harus mengikhlaskan bahwa kakak keduaku tidak bisa lagi menemani hari-hariku sebagai anak kos.
Sepi, sedih, dan merasa sendiri
Entahlah, kenyataan itu lebih sulit aku terima
Aku merasa tak ada lagi tempat untuk bercerita,
Seseorang yang selalu bisa menemani dan membantuku dalam segala hal apapun sudah tidak bisa lagi selalu berada disampingku.

saat aku mulai memasuki  bangku kuliah aku masih tetap berada jauh dari mereka
Menjalani hari-hari sendiri  dengan motivasi harapan yang telah mereka ungkapkan kepadaku
Harapan agar aku bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi dari mereka
Agar kelak aku bisa membuat mereka bangga dan bahagia telah memilikiku.
 Entah, akan jadi apa hidupku tanpa mereka,

Kini usiaku sudah tidak kecil lagi,
Aku sudah bisa dibilang sebagai wanita dewasa
Wanita dewasa yang harus siap dalam melakukan perjalanan hidup
Perjalanan yang tak kan semudah dulu
Perjalanan yang akan membuat ayah, ibu, kakak, dan adikku terus tersenyum
Setumpuk Senyum yang sangat indah
Apalagi jika  aku yang menjadi sebab dari hadirnya senyum itu diwajah mereka
Senyum ikhlas yang mampu menyejukkan hati
Senyum ikhlas yang  mampu menentramkan jiwa
Dan senyum ikhlas yang tak kan pernah hilang.

LOVE YOU ALL…


By: TFT



1 komentar: